Pemetaan partisipatoris manfaat bentang alam pertanian dari sisi permintaan
Referensi:
Schwartz C, Shaaban M, Sonoko DBK, Piorr A. 2021. Participatory mapping of demand for ecosystem services in agricultural landscapes. Agriculture, 11(12). DOI: https://doi.org/10.3390/agriculture11121193.
Abstrak. Tata guna lahan pertanian telah mengalami optimalisasi guna menghasilkan kemanfaatan ekosistem (ecosystem services (ES)) di dalam beberapa dekade terakhir, yang seringnya mempengaruhi regulasi dan kemanfaatan budaya (cultural services). Penelitian pada umumnya dalam bidang ini menitikberatkan perhatian pada sisi persediaan ES dan tukar tambah yang terkait dengannya, namun sisi permintaan untuk kemanfaatan regulasi masih terabaikan. Tujuan dari penelitian kali ini ialah untuk mengevaluasi kegunaan dari metode-metode sistem informasi geografi partisipatoris (participatory geographic information system (PGIS)) untuk telaah permintaan di dalam lingkup wilayah pedesaan dan pertanian yang lebih luas dengan mengidentifikasi pola-pola permintaan yang secara keruangan bersifat eksplisit untuk ES, yakni dengan memperluas cakupan pendekatan-pendekatan partisipatoris terhadap pengelolaan guna lahan yang berbasis ES. Sehingga, penelitian ini memetakan, menelaah, dan menganalisis secara keruangan dan secara statistik permintaan-permintaan yang berbeda untuk lima ES oleh lima kelompok pemangku kebijakan yang berbeda di bentang alam pertanian di dalam tiga studi kasus. Penelitian ini menyajikan hasil pengamatan di dalam sebuah workshop pemangku kebijakan dan mendiskusikan prasyarat pengelolaan ES kolaboratif. Hasil menunjukkan adanya korelasi yang rendah antara kelompok-kelompok pemangku kebijakan dan permintaan untuk ES; akan tetapi, lahan yang dapat digunakan untuk pertanian menunjukkan sebaran tertinggi daerah permintaan yang dipetakan untuk lima ES. Hasil ini telah divalidasi oleh survei dan workshop pemangku kebijakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa PGIS merepresentasikan sebuah piranti yang berguna untuk menghubungkan telaah permintaan dengan pengelolaan bentang alam secara sistematis, khususnya bagi sistem pendukung keputusan.